Hafiz Ahmad
Jumat, 14 Juli 2017
Islam (Arab: al-islām, الإسلام dengarkan (bantuan·info): "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia,[1][2] menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen.[3] Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: الله, Allāh).[4] Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan"[5][6], atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Islam (Arab: al-islām, الإسلام dengarkan (bantuan·info): "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia,[1][2] menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen.[3] Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: الله, Allāh).[4] Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan"[5][6], atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Jumat, 20 Juni 2014
artikel pendidikan
Persekolahan tanpa Pendidikan
24 Mei 2014
ARTIKEL PENDIDIKAN
KEKELIRUAN paling mendasar
dalam pembangunan pendidikan selama sejarah Indonesia modern adalah
mempersempit pendidikan hanya sekadar persekolahan belaka. Anggaran
pendidikan yang semakin besar (tahun 2014 mencapai Rp 80 T) dialokasikan
untuk memperbesar sistem persekolahan. Pendidikan nonformal, apalagi
pendidikan informal dalam keluarga di rumah, dinomorduakan karena tidak
terukur, tidak memiliki standar (lihat istilah teknokratik standar
pelayanan minimal), dan oleh karena itu dinilai tidak bermutu. Anak yang
tidak pernah bersekolah (seperti anak rimba) langsung dianggap tidak
terdidik dan kampungan.
Jumat, 11 April 2014
Langganan:
Postingan (Atom)